Kesan Pertama Tinggal di Abu Dhabi

Alhamdulillah sudah hampir 8 bulan kami sekeluarga tinggal di Abu Dhabi karena ikut si Bapak yang sedang melanjutkan sekolah di salah satu Universitas di sini. Jadi kali ini saya ingin bercerita tentang kesan pertama dan beberapa hal yang baru saya ketahui setelah berada disini ya.

Beberapa pertanyaan dari teman di Indonesia adalah tentang bahasa yang digunakan di kampus. Alhamdulillahnya dosennya ngajarnya pake Bahasa Inggris ya, bahkan beberapa dosen juga expat dan staf kampus serta teman-teman walaupun sebagian besar orang lokal hampir semuanya bisa berbahasa Inggris jadi alhamdulillah aman. Kalau belanja pake bahasa apa?sama Bahasa Inggris juga. Kalaupun ga bisa juga tetep aman sih kan tinggal ambil barang trus bayar pake kartu, hehe.

Orang pendatang disini biasanya tinggal di apartemen atau di villa. Apartemen biasanya banyak di area pusat kota. Nah kami tinggal di villa di area pinggiran. Villa biasanya dari luar tampak seperti sebuah rumah mewah dengan 3 lantai dan halaman yang luas. Tapi kami tidak tinggal sendiri, ada lebih dari 5 keluarga yang tinggal di rumah yang sama, tentunya di kamar masing-masing, yang di dalamnya terdapat kamar mandi, kamar tidur, ruang tamu, dan dapurnya sendiri. Jadi hampir tidak ada ruangan bersama kecuali pintu masuk utama rumah dan tangga, serta halaman. 

Hal yang membuat kaget saat pertama kali datang kesini adalah suhu udara yang hangat, karena kami datang di Bulan Agustus saat summer. Pagi hari jam 8 panasnya sudah seperti jam 11 siang di Indonesia. Ga heran orang disini lebih suka pergi-pergi di malam hari dan pusat perbelanjaan pun buka sampai jam 12 malam. Air kran pun hangat bahkan kadang panas tanpa perlu pemanas. Tapi alhamdulillah di dalam ruangan kami tetap nyaman karena saat itu setiap hari kami menyalakan AC. Saya sempat mengira udara panas ini sepanjang tahun, sampai saya dibuat kaget lagi saat winter datang di bulan November. Udaranya sejuk banget lho, seperti di Puncak, bahkan di Desember-Januari suhu malam atau pagi hari bisa sampe 12°C. Brr dingin banget kan, kalau di winter ini senjata saya ya selimut dan jaket everyday, hehe. Alhamdulillahnya di setiap rumah sepertinya wajib dipasang pemanas air,jadi kami tetap bisa menggunakan air tanpa menggigil kedinginan. Saat winter ini di sepanjang jalan di Abu Dhabi penuh dengan bunga-bunga kecil warna-warni yang Indah serta siang harinya enak banget buat jalan-jalan karena angin yang sejuk dan matahari tidak terlalu terik.

Bunga di bundaran jalan

Hal yang menyenangkan disini adalah harga bahan makanan yang ternyata tidak terlalu mahal. Kalau tempat tinggal ya memang lumayan mahal sih. Sebenarnya harga bahan makanan bervariasi ada yang murah dan ada yang lebih mahal, kita tinggal pilih. Misal ayam fresh 1 kg bisa sekitar 20 dhs, tetapi juga ada pilihan ayam frozen yg harganya sekitar 14 dhs. Biasanya ayam frozen ini diimpor dari Brazil tetapi sudah ada sertifikat halalnya. Alhamdulillahnya semua produk yang dijual di sini insyaAllah sudah dijamin halal.  Daging sapi fresh sekitar 35-40 dhs per kg, tetapi ada pilihan daging kerbau asal India yang dengan harga yang sama bisa dapat 1,8kg. Buah-buah tropis seperti pisang, mangga banyak disini, biasanya berasal dari Afrika atau India. Pun buah-buahan sub tropis juga beraneka macam dan harga. Bagi penggemar gorengan seperti saya, ternyata tetep bisa jajan gorengan di supermarket atau di cafetaria di pinggir jalan, dengan harga terjangkau. Misalnya samosa, vada atau mirip bakwan, kentang tumbuk goreng, harganya sekitar 1-1,5 dhs per pcs. Alhamdulillah. Nah yang biasanya suka jajan es kopi, mungkin perlu cobain karak tea atau chai, berupa teh susu hangat berempah yang harganya sekitar 1 dhs saja. Murah meriah kan. Tentunya pilihan jajanan yang lebih mahal juga banyak, hehe memang hidup kadang penuh dengan pilihan ya.

Untuk transportasi, yang biasanya suka naik ojek ga perlu khawatir, disini bisa naik uber atau careem atau yango, tapi ya ga ada yang motor, mobil semua. Tapi emang lebih nyaman mobil sih, kan udaranya extrem, panas atau dingin. Lagian gak perlu nyelip-nyelip juga di jalan karena jalannya hampir semuanya lebar, hehe ya tapi tetep kadang ada macetnya juga. Kalau mau naik bis juga cukup bisa diandalkan, karena lebih murah sekali naik sekitar 3 dhs atau 12 ribu dibanding taxi yang minimal sekitar 20 dhs, dan kita bisa dengan mudah cek di google maps info bis yang bisa kita naiki tetapi ya kudu sabar karena nunggu bisnya kadang lumayan lama.

Warga disini ternyata sebagian besar pendatang, bahkan konon mencapai 70% penduduk.  Kerennya, pemerintah sangat mengutamakan hak dan kesejahteraan warga lokalnya jadi ga perlu khawarir bersaing dengan pendatang. Klo di Indonesia iya juga kan ya?😆. Orang Indonesia cukup banyak disini, tetapi sepertinya ga sebanyak orang India, Pakistan, Bangladesh, Nepal, Filipina, dan pendatang dari beberapa negara Afrika. Alhamdulillahnya semuanya bisa hidup rukun.

Mungkin sekian dulu cerita sekilas tentang Abu Dhabi dari seorang pendatang baru disini. Semoga bermanfaat.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sharing Pengalaman Umroh Mandiri

Tentang Sekolah Anak