Operasi Mata Ikan di Kaki dan Keajaiban Kulit

Sebenarnya ukuran mata ikan di telapak kaki kiri saya tidak terlalu besar, diameternya tidak sampai 5 mm, tetapi cukup mengganggu. Karena khawatir akan membesar, akhirnya saya memeriksakan diri ke dokter umum di dekat rumah dan dari dokter umum tersebut saya diberi rujukan untuk periksa ke dokter bedah di salah satu rumah sakit swasta di Depok. 

Beberapa hari kemudian saat memeriksakan diri ke dokter spesialis bedah, dokter sempat memberi opsi apakah diberi obat atau dilakukan tindakan pengambilan mata ikan tersebut. Setelah bertanya kepada dokter opsi mana yang lebih baik, ternyata pilihan lebih cendering ke tindakan daripada pengobatan, karena menurut dokter pengobatan akan memakan waktu lama dan belum tentu efektif. Alhasil malam itu juga dokter langsung melakukan tindakan pengambilan mata ikan dengan dibantu oleh seorang perawat. Tindakan dilakukan langsung di ruang praktek dokter, mungkin karena operasi kecil ya, jadi tidak perlu ruangan operasi khusus. Saat tindakan pun saya hanya dibius lokal di bagian telapak kaki. Setelah selesai tindakan dan telapak kaki saya ditutup perban, saya diperbolehkan pulang dengan membawa oleh-oleh obat berupa antibiotik dan pereda sakit. Oiya jahitan operasi mata ikan ini hanya berupa 3 jahitan di telapak kaki ya. Saya pun pulang dengan tertatih karena sakit saat menapak. Pesan dokter, bagian telapak kaki area luka jangan terkena air dulu sehingga saya berwudhu dengan membasuh bagian kaki selain area luka, dan membasuh sedikit air di bagian luar perban area bekas operasi. Dokter juga berpesan jika memang sudah basah dan lembab, kasa boleh diganti sendiri dengan plester, tanpa menunggu jadwal check up seminggu kemudian. Saya pun beberapa kali mengganti dengan kasa steril yang di rekatkan dengan plester, atau dengan plester instan jumbo yang di dalamnya sudah ada sedikit kasanya.

                                                              Penampakan jahitan operasi mata ikan di telapak kaki
Jumat sore operasi, hari Seninnya saya sudah bisa masuk kantor seperti biasa sampai Jumat setelahnya, tanpa rasa sakit yang berarti. Jumat sore sepekan pasca operasi, ternyata luka bekas operasi belum cukup kering, sehingga jahitannya belum dibuka, tetapi ditutup kembali dengan kasa. Bedanya kali ini dokter tidak lagi meresepkan obat pereda rasa sakit. Nah saat itulah penderitaan dimulai, hehe. Setelah saya pikir-pikir, sepekan pertama pasca operasi kemarin saya bisa beraktivitas normal karena efek pain killer, karena setelah tanpa obat, nyerinya berasa banget, apalagi kalau berjalan dan tergesek benang jahitnya, beuhh. Saya bahkan sampai ambil cuti beberapa hari karena ga sanggup ngantor. Hihi aneh ya, pekan pertama malah normal, kaya ga abis operasi. Kalau kata teman-teman saya itu karena saya terlalu banyak bergerak di pekan pertama, jadi efeknya baru berasa di pekan kedua.

Jumat pekan kedua pasca operasi, dokter akhirnya membuka jahitan, dan anehnya sesaat setelah dibuka jahitannya, kaki saya malah lebih enak buat jalan. Jadi yang saya rasakan beberapa hari terakhir yang membuat sakit bukan lukanya, tetapi justru gesekan benang jahit dengan kulit kali ya. Dokter sudah memperbolehkan bekas operasi terbuka tanpa diplester, tetapi karena masih khawatir, saya masih menutup dengan plester sampai beberapa hari.

Yang saya bayangkan setelah jahitan dilepas adalah, kulit yg dijahit akan menyatu dan rata dengan kulit telapak kaki sekitarnya, tetapi ternyata tidak demikian. Kulit yang dijahit lama-lama gatal dan mengelupas, sepertinya lapisan kulit di bawahnya sudah cukup kuat untuk menggantikan kulit yang mengelupas tersebut. Tetapi yang saya khawatirkan adalah, kulit itu akan mengelupas seluas apa? apakah seluruh tubuh?bukankah kulit seluruh tubuh berkaitan?hiii...membayangkannya saja sudah ngeri. Tetapi masyaAllah, ternyata kulit telapak kaki saya tidak mengelupas semua, hanya sekitar 5 cm dari luka operasi, dan setelahnya kulit lapisan bawah dari kulit yang mengelupas itu, bisa menyatu dengan kulit di sekitarnya seakan mereka adalah satu lapisan, tanpa ada cela, masyaAllah, subhanallah. Dari peristiwa ini saya belajar tentang keajaiban kulit ciptaan Allah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sharing Pengalaman Sekolah Anak di Sekolah Dasar Australia

Sharing is Caring

Makanan yang Dikangenin di Cilacap ala Aku